Sabtu, 14 Juli 2007

Kalender Masa Raya Paskah

Oleh Pdt. Juswantori Ichwan, M.Th

Pada masa awal berdirinya gereja perdana, Paskah adalah satu-satunya perayaan yang diperingati secara khusus oleh orang percaya. Pada waktu itu gereja belum merayakan Natal. Perayaan Natal baru muncul di abad keempat, ketika kekristenan menjadi agama resmi di kerajaan Romawi. Lambat-laun, perayaan Paskah tahunan berkembang menjadi siklus Paskah yang berlangsung selama 90 hari. Masa ini dibagi menjadi tiga periode: Periode Persiapan (40 hari), Puncak Perayaan (hari Paskah), dan Masa Sukacita (50 hari) yang berakhir pada hari Pentakosta. Untuk lebih jelasnya, lihatlah gambar berikut.


Kalender Masa Raya Paskah

Masa Persiapan

Selama periode persiapan (40 hari), gereja mempersiapkan para calon baptisan secara intens agar siap menerima baptisan di malam Paskah. Dalam rangka itulah para calon baptisan diminta untuk memasuki displin berpuasa. Periode persiapan ini juga sekaligus merupakan masa dimana jemaat diajak menyadari keberadaan dirinya sebagai orang yang berdosa. Dengan demikian, periode persiapan
adalah juga masa pertobatan. Oleh karena itu anggota jemaat diajak berpuasa selama 40 hari. Setiap hari Minggu orang Kristen tidak berpuasa, karena setiap Minggu adalah hari perayaan kebangkitan
Kristus dan jemaat makan-minum roti dan air anggur perjamuan di gereja. Seminggu menjelang Paskah, di minggu terakhir (disebut juga “Minggu Suci”/Holy Week), persiapan semakin intens. Jemaat bertemu di gereja setiap malam untuk beribadah. Hari Senin sampai Rabu dalam minggu itu disebut dengan Tridium. Hari Kamis malamnya (Kamis Putih), jemaat secara khusus mengenang Perjamuan Malam Terakhir. Ada yang mengadakan ritual pembasuhan kaki, ada yang mengadakan Perjamuan Kudus, dll. Pada hari Jumat Agung, gereja mula-mula justru tidak mengadakan Perjamuan Kudus. Hari itu masih terhitung dalam 40 hari puasa. Yang mereka lakukan adalah beribadah sekitar jam dua atau tiga siang, untuk mengingat kembali saat-saat kematian Kristus di atas kayu salib.


Puncak Perayaan

Pada Paskah subuh (atau Sabtu malam, sebelum matahari terbit), para calon baptisan akan dibaptis. Ibarat berlalunya malam, lalu datangnya matahari di fajar kebangkitan (Paskah), baptisan itu menandakan bahwa hidup dalam kegelapan telah berlalu, sekarang mereka hidup dalam Terang Kristus yang bangkit. Mereka sudah mati bersama Kristus, sekarang mereka bangkit bersama Kristus. Ibadah Paskah diawali dengan liturgi cahaya, dimana ‘lilin Kristus’’ akan dinyalakan dan apinya dibagikan kepada jemaat. Ini adalah tanda bahwa Sang Terang itu sudah menang sehingga jemaat dapat turut hidup dalam kemenangan. Setelah dibaptis, anggota jemaat baru langsung diajak untuk mengikuti Perjamuan Kudus bersama dengan seluruh jemaat. Paskah subuh itu menjadi puncak peringatan kebangkitan Kristus. Dengan bangkitNya Kristus, bangkit pula orang-orang baru yang bersedia menjadi murid Kristus.

Masa Sukacita

Perayaan Paskah tidak selesai ketika hari Paskah berlalu. Selama 50 hari, gereja merayakan masa sukacita karena kebangkitan Kristus. Hal ini tertuang dalam bentuk nyanyian-nyanyian maupun
ucapan “Haleluya” di dalam liturgi. Setelah 40 hari, kita memperingati kenaikan Kristus. Lalu sepuluh hari berikutnya, orang Kristen mengingat kembali saat-saat para murid menantikan datangnya Roh
Kudus. Banyak gereja mengadakan “Doa Sepuluh Hari” atau “Pekan Pentakosta” dimana pada masa ini jemaat diajak berkumpul tiap malam dalam persekutuan di gereja. Puncak masa sukacita adalah
peringatan Pentakosta, turunnya Roh Kudus.

Tidak ada komentar:

Mengenai Saya