Jumat, 13 Juli 2007

Siapakah Jesus

christ4uHari ini banyak orang menyebut dirinya sebagai pengikut Kristus namun ia masih berpola pikir seperti iblis. Karena itu setiap orang Kristen perlu tahu strategi-strategi setan dengan demikian kita tidak mudah masuk dalam jebakan iblis sebab sekali kita masuk jebakannya maka akan sulit keluar, iblis akan membelenggu kita. Hanya Kristus Yesus, pemegang otoritas tertinggi yang dapat melepaskan kita dari ikatan belenggu iblis. Tuhan Yesus dapat mengusir setan di Gadara ini membuktikan otoritas Kristus lebih besar dari otoritas setan. Setan menjadi takut dan gemetar ketika ia berhadapan dengan Anak Allah. Ironisnya, orang lebih takut pada kuasa setan daripada kuasa Tuhan yang kepada-Nya setan menjadi takut. Setelah Kristus mati dan bangkit maka tidak ada kekuatan apapun yang dapat melawan kuasa Allah bahkan iblis pun takut kepada anak Tuhan sejati sebab kepada mereka diberinya kuasa sehingga kita dapat berkata, “Hai, maut dimanakah sengatmu?“ Namun realita tidaklah demikian Tuhan Yesus datang untuk menolong orang yang kerasukan tapi Tuhan Yesus justru yang diusir pergi. Kekuatan orang yang dirasuk setan ini pastilah sangat dahsyat sebab sekian lama ia dirasuk dan tidak ada seorang pun yang dapat menyembuhkannya bahkan dirinya sendiri tidak mampu mengendalikan kuasa setan yang telah membelenggunya. Hari itu Tuhan Yesus datang ke Gadara khusus untuk menyembuhkan orang yang kerasukan namun reaksi yang ditunjukkan oleh orang Gadara sangatlah mengejutkan, orang-orang Gadara itu menjadi takut (Mrk. 5:15). Ternyata “demonstrasi kuasa Allah“ itu tidak membuat orang-orang Gadara bersyukur dan sujud menyembah pada-Nya tetapi mereka takut dan mengusir Yesus. Bukan ucapan terima kasih yang Tuhan Yesus terima sebab Dia sudah menyelesaikan masalah yang selama ini tidak dapat mereka atasi; penduduk Gadara takut melihat orang yang sudah waras dan ketakutan itu mampu mengusir Yesus. Reaksi yang ditunjukkan oleh orang-orang Gadara ini sungguh tidak masuk akal maka hal ini membuat kita bertanya-tanya what is the strategy of satan? I. Fearness Authority Kalau kita mau jujur menilik ke dalam hati kita, apakah kita suka kalau Tuhan Yesus ikut campur tangan dalam hidup kita? Mungkin kita juga akan berpola pikir seperti orang-orang Gadara, kita tidak suka kalau Tuhan Yesus mengatur hidup kita; pikiran kita telah dikuasai oleh iblis sehingga tanpa sadar sebenarnya kita lebih pro pada iblis meski mulut kita berkata, “Aku anak Tuhan.“ Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa mereka justru mengambil keputusan untuk mengusir Yesus pergi padahal Tuhan Yesus telah menolong mereka dengan mengusir setan? Apa yang sebenarnya ada dalam pemikiran mereka sehingga mereka mengambil keputusan itu? Mengapa mereka tidak dapat melihat bahwa Yesus adalah Anak Allah seperti yang diteriakkan oleh iblis? Seluruh orang Gadara seharusnya bersyukur dan sujud menyembah pada Tuhan Yesus, Anak Allah, setan pun harus tunduk kepada-Nya sebab otoritas tertinggi ada ditangan-Nya namun orang-orang Gadara justru merasa terganggu dengan kehadiran Kristus. Ketika kita melihat figur otoritas, maka pertanyaannya adalah figur seperti apa yang mempunyai otoritas tinggi dan yang kepadanya kita taat, yakni orang yang kejam dan menakutkan ataukah orang yang lemah lembut dan suka menolong? Kepada siapakah anda menundukkan kepala dan taat? Image authority kita telah terkondisi sedemikian rupa sehingga pada orang yang baik dan lemah lembut tapi berkuasa besar, kita tidak takut bahkan kita cenderung mau memberontak sedang pada orang yang kejam dan menakutkan, orang akan tunduk meskipun kelasnya sangat rendah. Kristus adalah otoritas tertinggi tapi sedikitpun Kristus tidak memberikan gambaran kegarangan. Setan tahu kalau otoritas yang ia miliki bukanlah otoritas tertinggi karena itu, ia selalu memakai wajah garang dan seram supaya orang tunduk padanya. Ironisnya, orang lebih suka pada pemimpin yang jahat daripada pemimpin yang baik dan lemah lembut. Betapa mengerikan kalau kita tidak mengerti dan salah menundukkan diri. Hati-hati, iblis memakai faktor “takut“ untuk mencengkeram manusia. Perhatikan, kata “takut“ ini berulang kali dipakai oleh iblis. Ketakutan ini muncul sebagai akibat dari dosa. Sebelum manusia jatuh dalam dosa, seluruh alam semesta tertata dengan sangat rapi dan harmoni namun dosalah yang menjadikan alam semesta disharmony dan dunia dikuasai oleh ketakutan. Kalau kita pertajam, manusia sebenarnya takut mati. Setan sangat licik, ia memakai ketakutan untuk menjatuhkan manusia, yakni dengan mengiming-imingi jalan keselamatan dan celakalah kalau orang tidak mengerti bahwa keselamatan itu bukanlah keselamatan sejati malah berakhir dengan kebinasaan. Menakut-nakuti manusia dengan kematian adalah cara iblis yang paling ampuh supaya manusia mau tunduk padanya. Ketakutan itulah yang menjadikan iblis menjalankan otoritasnya. Kepada siapa kita takut maka itu berarti kita telah berada di bawah penguasaannya maka orang yang takut setan berarti ia telah menyerahkan dirinya di bawah kuasa setan yang sifatnya mematikan. Tuhan Yesus datang melepaskan kita dari belenggu ketakutan ini. Alkitab menegaskan barangsiapa ada di dalam Kristus maka ia tidak lagi dicengkeram oleh Roh ketakutan sebab Tuhan telah menyelamatkan kita dan Tuhan juga telah menghidupkan kita sehingga kita tidak perlu takut lagi akan kematian. Satu-satunya cara supaya kita terlepas dari cengkeraman ketakutan itu adalah kalau kita menjadi anak Tuhan yang sejati. Sebagai anak Tuhan sejati, jangan takut pada kuasa setan justru sebaliknya setan yang seharusnya pada anak Tuhan sejati. Sayangnya, orang Kristen tidak mengerti sebab contoh di dunia terlalu sedikit. Setan tidak pernah memakai kehidupan Ayub, Paulus atau para tokoh iman lain yang telah menang melawan iblis sebagai contoh teladan untuk manusia. Ingat, setan tidak boleh mencobai manusia tanpa seijin dari Tuhan. Alangkah indahnya hidup yang berada dalam anugerah Tuhan sebab kita tidak perlu lagi merasa kuatir. Ingat, rasa kuatir kita tidak akan menambah satu inci hidupmu. Mengikut Tuhan maka dunia ini tidak lagi menakutkan, tidak ada sesuatu apapun yang dapat menakutkan kita. Kiranya hal ini menjadi kekuatan bagi kita sehingga merubah seluruh aspek cara hidup kita dengan demikian kita tidak dicengkeram oleh ketakutan. Apa yang menyebabkan orang-orang Gadara ini ketakutan? Sesungguhnya, orang Gadara ini takut kalau setan yang tadinya ada pada dua orang yang kerasukan itu pindah ke mereka dan menganggu hidup mereka. Mata rohani mereka telah dibutakan oleh kuasa setan sehingga mereka tidak dapat melihat keselamatan yang telah Kristus kerjakan, mereka tidak menyadari bahwa kalau Kristus dapat menyembuhkan dua orang yang kerasukan maka Kristus pun dapat menyelamatkan seluruh penduduk Gadara. Ketakutan telah menguasai hidup mereka sedemikian rupa sehingga mereka tidak lagi dapat melihat dengan tepat. Ironis, orang seharusnya bersyukur ketika ada orang yang diselamatkan tapi sikap yang kita lihat justru terbalik. Sikap orang Gadara ini pun sekarang juga terjadi, banyak orang tidak suka kalau banyak orang yang diselamatkan; orang takut kalau semakin banyak orang yang bertobat dan menjadi pengikut Kristus maka jiwanya juga menjadi terancam. Merupakan suatu sukacita kalau kita menjadi martir bagi-Nya. Ingat, Tuhan telah memilih kita dari dunia, sebab itulah dunia akan membenci kita. II. Change of Priority 1. Secondary Purpose Apa yang seharusnya menjadi hal yang terutama oleh setan justru ditiadakan dan hal yang sekunder itulah yang ditonjolkan sampai akhirnya pola berpikir manusia berbeda. Pemikiran manusia sangat terkondisi dengan informasi apa yang dimasukkan dalam pikiran kita dan bagaimana cara men-indoktrinasi maka media itu menjadi berbahaya. Media bersifat subyektif, sebagai contoh, media dapat menjadi sarana bagi para penulis untuk mengarahkan pembacanya sedang data itu sendiri bersifat obyektif. Dengan data yang sama pula maka media itu dapat dipakai untuk mengarahkan seseorang untuk menjadi seorang pemberontak atau penurut. Hati-hati, setan memakai sarana ini supaya kita lebih memperhatikan hal-hal yang sekunder dan meniadakan hal yang utama. Dengan caranya yang licik, iblis meng-indoktrinasi kita dengan memberikan informasi yang tidak penting dan menyembunyikan kebenaran. Anak Tuhan harus berkata kebenaran, jangan tutupi kebenaran dengan motivasi lain. Orang-orang di Gadara tidak dapat melihat hal yang inti, yakni Yesus datang untuk menyembuhkan orang yang kerasukan dengan liciknya, setan menutupi motivasi yang utama tersebut dan mengatakan kedatangan Yesus adalah untuk menganggu. Pikiran orang-orang Gadara telah dirasuk oleh iblis maka tidaklah heran kalau mereka kemudian mengusir Yesus. 2. Secondary Value Setan juga menggeser konsep nilai. Yesus menyelamatkan orang yang kerasukan itu karena Yesus tahu nyawa manusia lebih berharga dari apapun namun orang Gadara tidak memperhatikan hal itu, mereka justru memikirkan kerugian materi yang harus mereka tanggung karena 2000 ekor babi mati, pikiran mereka telah dibutakan oleh materi, pig thinking. Manusia tidak dapat lagi menilai yang esensial, bahkan demi untuk mendapatkan sedikit uang, orang rela menjual harga dirinya. Setan telah berhasil merusak konsep nilai sehingga orang tidak tahu lagi mana yang bernilai tinggi dan mana yang bernilai rendah. Umumnya, orang menilai berdasarkan empat variabel, yaitu: 1) asumsi atau instinct, 2) kemampuan atau kapasitas diri, 3) selera masing-masing, 4) obyek benda. Dari keempat variabel di atas, menilai yang paling tepat haruslah secara obyektif dan hal itu tidaklah mudah sebab dibutuhkan studi dan kecermatan tinggi. Setan tahu bagaimana caranya menarik manusia supaya menjadi pengikutnya, yaitu setan akan menjepit dan membawa kita pada kepentingan subyektifitas dan akhirnya kita tidak dapat menghindar. Tanpa kita sadari, kita pun ikut dengan cara setan dan value system kita persis dengan setan. Ingat, segala sesuatu yang Tuhan kerjakan atas diri kita tidak akan pernah merugikan atau mengecewakan. 3. Secondary Effects Setan menggeser dampak untuk Tuhan menjadi dampak untuk manusia. Setan tidak pernah mengajarkan bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan dampak akhirnya adalah untuk Tuhan. Tidak! Setan mempengaruhi manusia sedemikian rupa supaya segala sesuatu yang dikerjakan demi untuk kepentingan humanistik, egoisme manusia. Dengan akal liciknya, setan menawarkan kenikmatan sesaat sehingga manusia tidak menyadari bahwa semua kepentingan diri itu akan membawanya pada kematian kekal. Orang Gadara lebih memilih mengusir Yesus dan kehilangan keselamatan. Pikiran mereka telah dikuasai oleh iblis sehingga mereka hanya berpikir tentang babi-babi yang mati, yaitu kerugian materi. Sangatlah disayangkan, mereka tidak dapat melihat efek yang menyangkut tentang kemuliaan Tuhan, iblis telah membutakan mata rohani mereka sehingga mereka hanya melihat kemuliaan manusia. Inilah cara iblis menipu manusia sehingga manusia tidak bisa lepas dari cengkeramannya itulah sebabnya Tuhan Yesus langsung pergi tanpa memberikan penjelasan kepada mereka karena memang tidak perlu, pikiran mereka telah dibutakan kuasa iblis. Celakalah, kalau hidup kita hanya untuk mengejar kemuliaan diri berarti iblis telah berhasil menguasai kita sehingga kita tidak dapat melihat kemuliaan Tuhan dalam setiap aspek hidup kita. Setan sangat pandai menggoda manusia dengan mengiming-imingi harta di dunia sehingga manusia dengan ambisinya mengejar harta yang sifatnya sementara. Ingat, apalah gunanya mencari harta di dunia kalau hidup kita hanya berakhir dengan kebinasaan. Setan pintar sekali menutup dampak-dampak yang harusnya membawa kita pada surga dan ia membawa kita pada dampak-dampak yang berakhir dengan kebinasaan. Semua dampak yang sifatnya positif, setan tutup dan setan ganti dengan segala hal yang negatif. Biarlah apapun yang kita kerjakan, kerjakanlah untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Sayang, banyak orang Kristen yang tidak menjadi saksi, segala sesuatu yang ia lakukan hanya memalukan nama Tuhan. Hati-hati ini juga salah satu strategi setan yang menjebak orang Kristen supaya berbuat sesuatu yang kemudian memalukan nama Tuhan. Biarlah kita mencontoh teladan Tuhan Yesus sebagai pemegang otoritas tertinggi namun Ia lemah lembut dan berintegritas. Amin. ? (Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Who is Jesus? ...Siapakah Isa?

Siapakah Isa dari Nazaret bagi anda? Hidup anda di dunia dan akhirat dipengaruhi oleh jawaban anda terhadap pertanyaan ini.

Who is Jesus?
Siapakah Isa?

Menurut pendapat anda, apakah Isa adalah seorang...

  • Pribadi yang paling terkemuka sepanjang waktu?
  • Pemimpin terbesar?
  • Guru yang agung?
  • Orang yang telah melakukan paling banyak kebaikan bagi umat manusia?
  • Orang yang paling suci diantara yang pernah hidup?

Kunjungi setiap bagian dunia saat ini. Berbicaralah kepada orang-orang dari berbagai agama. Tidak peduli seberapa besar komitmen mereka pada agama mereka, jika dia tahu tentang sejarah, mereka akan mengakui bahwa tidak pernah ada seseorang seperti Isa dari Nazaret. Dia pribadi yang paling unik sepanjang zaman.

Isa telah mengubah arah sejarah. Penanggalan yang kita pakai menyaksikan pada fakta bahwa Isa hidup di bumi ini 2000 tahun yang lalu. B.C. (Before Christ) berarti Sebelum Masehi dan sekarang disebut Tahun Masehi yang artinya "tahun Juru Selamat kita", yang dalam penanggalan internasional disebut A.D. (Anno Domini) yang artinya "Tahun Tuhan kita".

KEDATANGAN-NYA TELAH DINUBUATKAN

Ratusan tahun sebelum Isa lahir, Kitab Suci mencatat perkataan para nabi Israel yang memperkirakan kedatangan-Nya. Kitab Perjanjian Lama, yang ditulis oleh beberapa orang dalam kurun waktu 1500 tahun, berisi lebih dari 300 nubuatan yang memperinci kedatangan-Nya. Semuanya telah digenapi secara detail, termasuk kelahiran-Nya yang ajaib, hidup-Nya yang tanpa dosa, mujizat-mujizat-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya. Kehidupan yang dijalani Isa, mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya, perkataan yang diucapkan-Nya, kematian-Nya di kayu salib, kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya ke Sorga - semuanya menunjukkan fakta bahwa Dia bukan manusia biasa, tetapi lebih dari pada manusia. Isa menyatakan, " Aku dan Bapa adalah satu." (Yohanes 10:30), "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa" (Yohanes 14:9), dan "Akulah jalan dan kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6)

HIDUP DAN PESAN-NYA MENYEBABKAN PERUBAHAN

Perhatikan hidup dan pengaruh Isa dari Nasaret, sang Mesias, di sepanjang sejarah dan anda akan melihat bahwa Dia dan pesan-Nya selalu membuat perubahan dalam hidup manusia dan bangsa-bangsa. Dimanapun ajaran dan pengaruh-Nya berada, perkawinan yang suci, hak asasi wanita dan suara rakyat diakui; sekolah-sekolah tinggi dan universitas-universitas telah didirikan; peraturan hukum untuk melindungi anak-anak telah dibuat; dan banyak perubahan-perubahan lainya telah dibuat untuk kebaikan umat manusia.

Kehidupan pribadi-pribadi juga diubahkan secara dramatis. Sebagai contoh, Lew Wallace, seorang jenderal yang terkenal dan seorang jenius di bidang sastra, pernah dikenal sebagai ateis. Selama dua tahun, Mr. Wallace belajar di perpustakaan-perpustakaan terkemuka dari Eropa dan Amerika, mencari informasi guna menghancurkan kekristenan untuk selamanya. Sementara sedang menulis bab kedua dari buku yang akan ditulisnya, tiba-tiba dia menemukan dirinya berlutut dan menangis kepada Yesus, "Tuhanku dan Allahku."

Disebabkan oleh fakta-fakta yang tak dapat disangkal lagi, dia tidak dapat lebih lama menyangkal bahwa Isa Almasih adalah Anak Allah. Akhirnya Wallace menulis buku Ben Hur, salah satu novel berbahasa Inggris terbesar yang pernah ditulis mengenai masa hidup Mesias sebagi manusia.

Mirip dengan kisah tersebut, C.S. Lewis, dosen Universitas Oxford di Inggris, selama beberapa tahun menjadi seorang agnostik yang menyangkal keilahian sang Almasih. Tetapi dia, cendekiawan yang jujur, akhirnya menerima Isa Almasih sebagai Tuhan dan Juruselamatnya setelah mempelajari fakta-fakta yang berkelimpahan mengenai keilahian-Nya.

TUHAN, PEMBOHONG, ATAU ORANG GILA?

Di dalam bukunya yang terkenal Mere Christianity (Tak Sekedar Kekristenan), Lewis membuat pernyataan, "Seorang manusia biasa saja yang mengucapkan sebagian kecil dari apa yang dikatakan oleh Isa, tidak akan menjadi seorang guru moral yang besar. Bisa jadi dia adalah seorang gila - setaraf dengan seorang yang mengatakan dia adalah sebuah telor rebus - atau dia adalah setan dari neraka. Anda harus mengambil keputusan sendiri apakah Dia dulu dan sekarang adalah Anak Allah, atau seorang gila atau yang lebih buruk dari itu. Anda dapat menganggap Dia adalah orang bodoh atau anda dapat jatuh di bawah kaki-Nya dan memanggil Dia Tuhan dan Allah. Oleh karena itu marilah kita tidak merendahkan Dia dengan memandang-Nya sekedar sebagai seorang guru yang agung."

Siapakah Isa dari Nasaret bagi anda? Hidup anda di dunia ini dan sepanjang kekekalan tergantung dari jawaban anda terhadap pertanyaan tersebut.

Semua agama didirikan oleh manusia berdasarkan filosofi, peraturan-peraturan dan norma-norma tingkah laku. Kalau kita menghilangkan para pendiri agama tersebut dari disiplin dan praktek ibadahnya, hanya akan terjadi sedikit perubahan. Tapi kalau Isa dihilangkan dari kekristenan, maka tidak ada sesuatupun yang tersisa dalam kekristenan. Kekristenan yang alkitabiah tidak hanya sekadar falsafah hidup ataupun standar-standar etis atau ketaatan pada ritualitas agama. Kekristenan sejati didasarkan pada hubungan yang vital dan pribadi dengan seorang Juruselamat dan Tuhan yang sudah bangkit dan hidup selama-lamanya.

PEMIMPIN YANG SUDAH BANGKIT

Isa dari Nazaret disalibkan, dikuburkan dalam sebuah makam pinjaman, dan tiga hari kemudian bangkit dari kematian; Kekristenan adalah hal yang unik pada saat ini. Berbagai pendapat mengenai keabsahan dari kekristenan bergantung pada bukti kebangkitan Isa orang Nazaret.

Berabad-abad lamanya, kebanyakan ahli-ahli pikir yang meneliti bukti dari kebangkitan tersebut menjadi percaya, dan tetap percaya, bahwa Isa hidup. Setelah menguji bukti-bukti kebangkitan yang diberikan oleh penulis-penulis Injil, Simon Greenleaf, seorang penulis berita resmi pada Sekolah Hukum Harvard, menyimpulkan: "Hal yang mustahil adalah mereka selalu mempertanyakan kebenaran yang mereka alami, bahwa Isa telah benar-benar bangkit dari kematian, dan mereka tidak mengetahui kenyataan ini seperti mereka mengetahui fakta-fakta lain." John Singleton Copley, yang dikenal sebagai seorang pemikir hukum yang terbesar dalam sejarah Kerajaan Inggris, mengatakan, "Saya benar-benar tahu apa yang dimaksud dengan bukti itu, dan saya katakan pada anda, bahwa bukti-bukti mengenai kebangkitan itu belum pernah dapat dipatahkan."

MENGAPA ANDA PERCAYA

Kebangkitan Kristus adalah pusat iman seorang Kristen. Ada beberapa alasan mengapa mereka yang mempelajari kebangkitan, percaya bahwa itu benar :

NUBUATAN: Pertama, Isa sendiri yang menubuatkan kematian dan kebangkitan-Nya, dan hal-hal itu terjadi persis seperti yang telah dikatakan-Nya sebelumnya
KUBUR YANG KOSONG: Kedua, kebangkitan adalah satu-satunya penjelasan yang masuk akal aatas kuburan-Nya yang kosong. Pembacaan yang cermat pada cerita Alkitab menunjukkan bahwa kuburan dimana mereka membaringkan tubuh Isa dijaga dengan ketat oleh prajurit-prajurit Roma dan ditutupi oleh batu yang sangat besar. Jika Isa tidak mati tetapi hanya menjadi lemah (setelah mati suri), seperti yang dikatakan oleh beberapa orang, para penjaga dan batu tersebut akan menghalangi pelarian-Nya. Berbagai usaha penyelamatan yang dilakukan oleh para pengikut-Nya pun tidak akan dapat dilakukan. Sementara itu musuh-musuh Isa tidak akan menyembunyikan tubuh Isa karena tubuh-Nya yang hilang dari kubur hanya akan menguatkan kepercayaan akan kebangkitan-Nya.

PERJUMPAAN-PERJUMPAAN PRIBADI: Ketiga, kebangkitan adalah satu-satunya penjelasan atas penampakan Isa Almasih di hadapan murid-murid-Nya. Setelah kebangkitan-Nya, Isa menampakkan diri paling tidak 10 kali di hadapan orang-orang yang mengenal Dia dan pada suatu saat kepada lebih dari 500 orang. Tuhan membuktikan bahwa penampakan-penampakan tersebut bukanlah halusinasi: Ia makan dan berbicara dengan mereka dan mereka menyentuh tubuh-Nya. I Yohanes 1:1

KELAHIRAN GEREJA: Keempat, kebangkitan adalah satu-satunya penjelasan yang masuk akal bagi permulaan gereja Kristen. Sampai saat ini gereja adalah lembaga terbesar yang bertahan atau yang telah bertahan dalam sejarah dunia. Lebih dari setengah kotbah-kotbah yang pernah diberitakan berkaitan dengan kebangkitan. Nampak dengan jelas bahwa gereja mula-mula mengetahui bahwa kebangkitanlah dasar dari kotbah atau berita tersebut. Musuh-musuh Isa dan para pengikut-Nya dapat menghentikan kotbah tersebut kapan saja hanya dengan menunjukkan tubuh Isa, kalau memang Isa tidak bangkit.

HIDUP YANG DIUBAHKAN: Kelima, kebangkitan adalah satu-satunya penjelasan yang masuk akal atas hidup murid-murid yang diubahkan. Mereka menyangkali Dia sebelum kebangkitan-Nya; setelah kematian-Nya mereka menjadi gentar dan penuh ketakutan. Mereka tidak memiliki harapan bahwa Isa akan bangkit dari kematian.

Sekalipun demikian, setelah kebangkitan Isa dan pengalaman mereka pada saat Pentakosta, pria dan wanita yang sama, yang gentar dan putus asa itu diubahkan oleh kuasa kebangkitan Kristus yang dahsyat. Dalam nama Isa, mereka menjungkirbalikkan dunia. Banyak yang bersedia mati untuk iman mereka; yang lainnya dianiaya dengan kejam. Sikap mereka yang penuh keberanian mustahil terlepas dari keyakinan mereka bahwa Isa benar-benar telah dibangkitkan dari kematian - suatu kebenaran yang pantas dipertahankan sampai mati.

Selama 40 tahun bekerja dengan para intelektual dari dunia perguruan tinggi, saya pernah bertemu seseorang yang belum mengakui bahwa Dia adalah Anak Allah, Mesias yang dijanjikan, dengan jujur meneliti adanya bukti yang sangat banyak tentang keilahian dan kebangkitan Isa orang Nazaret. Sementara beberapa orang yang belum percaya lainnya dengan jujur mengakui, "Saya belum menyediakan waktu untuk membaca Alkitab atau memikirkan fakta-fakta sejarah tentang Isa."

TUHAN YANG HIDUP: Karena kebangkitan Isa, para pengikut-Nya yang sejati tidak lagi sekadar mengamati kode etik dari pemimpin yang telah mati, tetapi lebih jauh lagi memiliki suatu hubungan yang penting dan pribadi dengan Tuhan yang hidup. Isa Almasih hidup hari ini dan dengan setia memberkati dan memperkaya kehidupan rohani semua orang yang percaya dan mentaati Dia. Selama berabad-abad, banyak orang telah mengakui kebenaran tentang Isa Almasih, termasuk banyak dari mereka yang mempengaruhi dunia.

Ilmuwan dan filsuf Perancis, Blaise Pascal, berbicara mengenai kebutuhan manusia akan Isa saat dia berkata,"Ada satu kekosongan yang telah diciptakan Allah dalam hati setiap orang, yang hanya dapat diisi oleh Allah sendiri melalui Putera-Nya Isa Almasih."

Maukah Anda mengenal Isa Almasih secara pribadi sebagai Juruselamat yang hidup. Sesungguhnya anda dapat! Isa ingin sekali menjalin hubungan pribadi yang penuh kasih dengan anda, dan Dia mempunyai rencana-rencana penting bagi anda.


APAKAH ADANYA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN MEMBUKTIKAN BAHWA ALLAH TIDAK ADA?
christ4u

Para mahasiswa di perguruan tinggi sering memperdebatkan masalah kejahatan. Jika Allah ada, mengapa kejahatan itu ada dalam dunia? Jika Ia ada, mengapa Allah tidak menghentikan kejahatan? Banyak orang berpikir bahwa adanya kejahatan membuktikan bahwa Allah tidak ada. Argumentasinya seperti ini;


1. Kejahatan dan penderitaan ada di dalam dunia.

2. Jika Allah mahakuasa, Ia mampu mencegah semua ini.

3. Jika Allah mahabaik, dan mahakasih, Ia akan mencegahnya.

4. Jika ada Allah yang mahakuasa dan mahabaik, maka kejahatan dan penderitaan tidak akan ada di dunia ini.

5. Oleh sebab itu, tidak ada Allah yang mahakuasa dan mahabaik itu.

Ini adalah serangan serius terhadap kepercayaan kepada Tuhan. Argumentasi ini telah digunakan di camp-camp Hitler dari Jerman. "Jika Allah ada," pertanyaan muncul, "mengapa Ia membiarkan hal-hal ini terjadi?" Ini adalah argumentasi umum di sepanjang sejarah. Pada tingkat yang lebih pribadi lagi, muncul pertanyaan seperti ini, "Jika Allah ada, mengapa Ia membiarkan saya mengalami kesakitan dan penderitaan ini?"

Bagaimana orang Kristen dapat menjawab pertanyaan ini? Saya percaya bahwa ada tiga cara utama untuk menjawabnya dari Alkitab.

I. Allah Tidak Menciptakan Kejahatan dan Penderitaan.

Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Orang Kristen tidak menghindar dari pertanyaan ini. Mereka menjawabnya dengan berkata bahwa Allah tidak menciptakan kejahatan dan tidak dapat dipersalahkan karena adanya kejahatan. Secara pribadi, saya tidak pernah merasa bahwa pertanyaan ini pantas untuk dijawab. Saya lahir dari keluarga dan lingkungan non-Kristen. Saya telah mendengar keluarga saya sendiri menggunakan argumentasi ini untuk menentang Tuhan, sejak saya masih kecil, dan kemudian dengan cara yang lebih pintar lagi argumentasi ini digunakan ketika saya kuliah di universitas sekuler (California State University, Los Angeles). Kesimpulan yang saya tarik sejak kecil, menjadi pendirian saya sampai saya kuliah di perguruan tinggi. Ini sederhana saja, yaitu, "Kamu tidak dapat mempersalahkan Tuhan karena kejahatan diciptakan oleh Setan dan keberadaan manusia yang berdosa. Allah mengijinkan Setan dan manusia dengan memberikan kehendak bebas untuk menentukan pilihannya, dan mereka membuat pilihan yang salah yang memimpin kepada penderitaan dan kejahatan." Inilah apa yang saya pikirkan sewaktu saya masih kecil yang nampaknya merupakan jawaban yang sempurna untuk saat ini.

Dalam Yehezkiel 28 dan Yesaya 14, kita diberikan gambaran tentang masuknya kejahatan ke dalam alam semesta. Perhatikan Yesaya 14:12-15 untuk diskripsi lebih jelas tentang ini. Bacalah ayat berikut ini dengan suara keras.

"Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur (Lucifer), putera Fajar, sengkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan tahtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai yang Mahatinggi! Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat paling dalam di liang kubur. " (Yesaya 14:12-15).

Jadi di sini Anda memiliki penjelasan untuk kejahatan, sebagaimana ditunjukkan oleh Alkitab. Allah mengijinkan Setan memiliki sejumlah kehendak bebas yang terbatas, yang mana Setan adalah malaikat yang jatuh dan diusir dari Sorga, ketika ia memberontak kepada Allah. Sebagai hasilnya ia diusir keluar dan dibuang ke bumi, menunggu hari di mana ia akan dibuang ke Neraka.

Pada pasal ketiga Kitab Kejadian, kita menemukan manusia pertama di Taman Eden. Ular juga ada di sana dan dipakai Setan untuk mencobai manusia. Setan mencobai manusia untuk berbuat dosa yang membawa kehancuran manusia dan menyebabkan manusia sebagai ciptaan yang berada di bawah kutuk. Tuhan memberikan kehendak bebas secara terbatas kepada manusia, dan manusia menyalahgunakan kehendak bebas ini dengan menentang dan ingin menjadi seperti Tuhan, yaitu dengan makan buah yang yang dilarang Tuhan. Konsekuensi yang menyedihkan akhirnya harus diterima oleh manusia dan semua ciptaan. Bukalah Kejadian 3:17-19 yang menjelaskan ini. Mari kita berdiri dan membaca ketiga ayat ini dengan suara keras.

"Lalu firman-Nya kepada Adam: "Karena engkau mendengarkan perkataan istrimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuprintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuhan-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau di ambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu." (Kejadian 3:17-19).

Seperti itulah Anda. Semua manusia menderita, dan bahkan menderita sudah menjadi naturnya, dan ini bukan Tuhan yang menyebabkannya, tetapi dari pilihannya sendiri yang salah, memberontak kepada Allah melalui pemberontakan nenek moyang kita, Adam.

Jadi, kita melihat dari perikop Alkitab ini bahwa kita tidak dapat mempersalahkan atau menghakimi Tuhan atas adanya kejahatan di dunia ini. Kejahatan dan penderitaan adalah konsekwensi dari dosa dan pemberontakan Setan dan manusia.

Sekarang, si Atheis mungkin berkata, "Mengapa Tuhan mengijinkan Setan dan manusia memilih atau memberi kehendak bebas kepada mereka? " Jawabannya, dengan pikiran saya yang terbatas saya mau katakan bahwa Tuhan memilih untuk memberikan kebebasan untuk tujuan yang benar kepada Setan dan manusia, dan mereka membuat pilihan yang salah. Inilah kelihatannya jawaban yang benar bagi saya. Ini adalah jawaban yang sangat sederhana.

Auschwitz dan yang lainnya mati di camp Hitler dari Jerman merupakan hasil dari dosa dan ketidaktaatan kepada Tuhan. Inilah yang menyebabkan peperangan di Eropa, Timur Tengah dan Perang Salib. Gereja Katolik pada abad pertengahan tidak mentaati pengajaran Perjanjian Baru dengan benar, sehingga mereka mengabaikan pengajaran Yesus tentang "mengasihi sesama seperti diri sendiri" ketika mereka menghadapi orang-orang yang tidak setuju terhadap praktik dan pengajarannya. Sebagai akibat masyarakat kami yang memberontak kepada Tuhan dan menolak pengajaran Kristus untuk memiliki kasih dan kemurahan, mereka telah membunuh 46 juta bayi di Abortion Holocaust di Amerika. Kita tidak dapat mempersalahkan Tuhan. Tuhan tidak melakukan apapun yang menyebabkan kejahatan. Manusialah yang menyebabkannya melalui bujukan Setan, dan menjadi musuh dari Tuhan.

Tetapi mengapa Tuhan mengijinkan mereka melakukan kejahatan? Karena Ia memberikan kepadanya kehendak bebas untuk melakukan yang patut mereka lakukan, dan mereka memilih untuk tidak taat kepada Tuhan. Jika Tuhan tidak memberi kehendak bebas kepada mereka, maka mereka adalah robot dan bukan manusia yang memiliki kemampuan untuk memilih.

II. Kedua, kejahatan dan penderitaan tidak bersifat permanen.

Jawaban kedua dari masalah kejahatan dan penderitaan ini adalah bahwa ini tidak bersifat permanen. Seorang penulis dan pembela iman Kristen terkenal, Johs McDowell, berkata,

Karena kejatuhan manusia ke dalam dosa menyebabkan dunia menjadi kacau balau. Ini bukanlah yang seharus terjadi… beberapa solusi yang harus diberikan untuk berbagai masalah yang dihadapi manusia ini harus memberikan pertimbangan bahwa dunia tempat kita hidup saat ini tidak normal yang menyebabkan semua itu. (Josh McDowell, A Ready Defense, Thomas Nelson Publishers, 1993, p. 412).

Ya, dunia kita saat ini kacau balau, atau seperti yang dikatakan oleh McDowell, "tidak normal", tidak seperti keadaan semula ketika dunia ini diciptakan Tuhan.

Tetapi ini bukanlah keseluruhan dari kisahnya. Dunia yang baru akan datang, yang mana Tuhan akan menjadikan segala sesuatunya menjadi baik. Penderitaan, kesengsaraan, dan kejahatan akan berakhir.

"Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu. Ia yang duduk di atas tahta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" (Wahyu 21:4-5).

Saya tahu bahwa penjelasan ini tidak akan membuat orang Atheis merasa puas. Ia akan berkata seperti ini: "Tetapi mengapa Tuhan tidak melakukannya sekarang?" Bukalah Roma 11:33-34. Marilah kita berdiri dan membaca kedua ayat ini dengan suara keras. Kita mulai membaca ayat 33.

"O, alangkah dalamnya kekayaan, himat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasehatNya?" (Roma 11:33-34).

Kita tidak dapat sepenuhnya memahami mengapa Tuhan menunggu untuk menjadikan segala sesuatunya menjadi baik, karena Alkitab tidak menyatakan segala sesuatu tentang keputusan, jalan dan tujuan Tuhan.

Saya tahu bahwa ini tidak akan membuat orang Atheis merasa puas dengan jawaban siapakah yang dapat mengetahui isi hati Tuhan. Tetapi, dalam pikiran terbatas saya, saya katakan bahwa saya bahkan tidak dapat menjelaskan mengapa manusia melakukan apa yang mereka telah lakukan, tanpa Tuhan! Roma 11:33-34 berkata bahwa kita tidak sepenuhnya memahami "pikiran Tuhan." Untuk pikiran terbatas saya, kebenaran ini tidak dapat dijelaskan. Sejak saya tidak memiliki pemahaman yang penuh terhadap motiv dan pikiran teman-teman saya, bagaimana saya dapat memahami motiv dan pikiran Tuhan?

III. Ketiga, kejahatan dan penderitaan telah dialami Tuhan sendiri dalam keadaan sebagai manusia.

Inilah apa yang dimaksud dengan term "inkarnasi", yaitu artinya Tuhan menjadi manusia atau menjadi daging.

"Firman itu menjadi manusia, dan diam di antara kita." (Yohanes 1:14).

"Sebab dalam Dialah [Kristus] berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan." (Kolose 2:9).

Kristus adalah Allah yang turun ke dunia menjadi manusia. Dorothy Sayers berkata,

Karena apapun alasannya Tuhan menjadi manusia sebagaimana… Ia sendiri mengalami semua yang dialami oleh manusia, dari masalah-masalah kecil dalam keluarga dan pengalaman yang sangat menyakitkan, kesulitan keuangan, penderitaan, kesengsaraan, penghinaan, penolakan dan bahkan kematian. Ketika Ia dalam keadaanNya sebagai manusia, Ia hidup sebagaimana manusia lainnya. Ia lahir dalam kemiskinan dan mati dalam kekejaman dan Ia telah melewati semua hal yang buruk. (Dorothy Sayers, Creed or Chaos? Harcourt, Brace and Co., 1949, p. 4).

Allah, di dalam Kristus, pergi ke kayu salib untuk menyelamatkan manusia yang berdosa. Ini menyelesaikan masalah kejahatan dalam perpektif utamanya. Kejahatan dan penderitaa dikalahkan oleh Kristus ketika Ia bangkit dari kematian.

Eksistensi kejahatan dan penderitaan tidak membuktikan bahwa Allah tidak ada. Namun justru membuktikan manusia yang penuh dosa, dan perlunya manusia akan pengampunan dan penebusan. Dan Allah Putera datang ke dalam dunia untuk menebus manusia yang penuh dengan dosa. Rasul Paulus berkata,

"Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa." (I Timotius 1:15).

Pendeta Richard Wurmbrand telah bertobat dari pandangan atheisnya pada waktu masih muda. Kemudian ia menghabiskan empat belas tahun siksaan dan penderitaan di penjara Komunis karena memberitakan Injil. Pada tahun 1964 Pendeta Wurmbrand dibebaskan dari pemerintahan Komunis Romania ketika orang-orang Kristen dari Barat menebusnya dengan $10,000 untuk kebebasannya. Pada Mei 1966 Wurmbrand bersaksi di depan Senat Amerika. Ia membuka kemejanya di depan para Senator dan menunjukkan 18 luka siksaan pada tubuhnya. Kisah ini diberitakan surat kabar di seluruh dunia. Saya kenal baik dengan Pendeta Wurmbrand. Istri saya dan saya pernah makan malam bersama dengan Pendeta dan Ibu Wurmbrand di rumah mereka. Ia pernah khotbah beberapa kali di gereja kami. Ia selalu duduk ketika berkhotbah karena telapak kakinya tertutup luka pukulan yang membuat ia susah berdiri. Dalam bukunya, Tortured for Christ, Pendeta Wurmbrand berbicara tentang seorang perempuan muda yang diadili karena memberitakan Injil. Hakim Komunis yang atheis itu berkata, "Agamamu adalah anti-saintifik." Gadis itu menjawab,

"Apakah Anda lebih tahu banyak tentang sain melebihi Einstin dan Newton? Mereka percaya Tuhan. Alam semesta kita menggunakan nama Einstin. Saya pernah belajar di sekolah lanjutan atas yang namanya Einstinian universe. Einstin menulis, "Jika kita mendengarkan nabi-nabi orang Yahudi dan Kekristenan sebagaimana Yesus telah ajarkan dengan apa yang datang setelah itu, khususnya dari para imam, kita memiliki agama yang dapat menyelamatkan dunia dari segala kejahatan sosial. Ini adalah tugas suci dari setiap orang untuk melakukan dengan segenap hidupnya untuk membawa agama ini kepada kemenangan." Dan ingatlah Pavlov, seorang ahli psikologi terbesar kita! Bukankah buku-buku kita menyebutnya sebagai orang Kristen. Bahkan Marx, dalam kata pengantarnya untuk Das Kapital berkata bahwa "Kekristenan, khususnya dalam bentuk Protestannya, adalah agama yang ideal untuk menjelaskan karakter yang telah dirusak oleh dosa." Saya memiliki karakter yang telah dirusak oleh dosa. Marx telah mengajar saya menjadi orang Kristen sehingga dapat menjelaskan ini. Bagaimana Anda sebagai Marxist (pengikut Marx) dapat mengadili saya untuk hal ini?" Ini sangat mudah untuk memahami mengapa hakim itu akhirnya terdiam. (Richard Wurmbrand, Tortured for Christ, Diane Books, 1976 reprint, p. 120).

Ini sangat mudah bagi seorang professor perguruan tinggi, yang hidup dalam kenyamanan di negeri Barat untuk berkata bahwa keberadaan kejahatan membuktikan bahwa Allah tidak ada. Tetapi banyak orang Kristen yang hidup di bawah Komunisme dan sangat menderita demi membela iman mereka, seperti Pendeta Wurmbrand dan perempuan muda itu, tahu bahwa keberadaan kejahatan hanya membuktikan bahwa manusia penuh dosa dan perlu menemukan kasih dan keselamatan dalam Yesus Kristus.

"Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa." (I Timotius 1:15).

(SELESAI)
Anda dapat membaca khotbah-khotbah Dr. Hymers' setiap minggu di Internet
di www.rlhymersjr.com. Click on "Sermon Manuscripts."

diterjemahkan oleh Dr. Eddy Peter Purwanto @
http://www.sttip.com

Pembacaan Alkitab sebelum Kotbah oleh Dr. Kreighton L. Chan: Mazmur 14:1-7.
Solo Sung Sebelum Khotbah oleh Mr. Benjamin Kincaid Griffith: "How Great Thou Art"
(by Carl G. Boberg, 1859-1940; translated by Stuart K. Hine, 1899-1989).

GARIS BESAR KHOTBAH

APAKAH ADANYA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN MEMBUKTIKAN BAHWA ALLAH TIDAK ADA?

Oleh Dr. R.L. Hymers, Jr.

"Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah." (Maz. 14:1).

I. Allah Tidak Menciptakan Kejahatan dan Penderitaan. Yesaya 14:12-15;
Kejadian 3:17-19.

II. Kedua, kejahatan dan penderitaan tidak bersifat permanen. Wahyu 21:4-5; Roma 11:33-34.

III. Ketiga, kejahatan dan penderitaan telah dialami Tuhan sendiri dalam keadaan sebagai manusia. Yohanes 1:14; Kolose 2:9; I Timotius 1:15.


Tidak ada komentar:

Mengenai Saya